Tugas 1
SEOUL. Ekonomi Korea Selatan melaju lebih kencang pada periode Januari-Maret 2015 setelah merosot pada kuartal sebelumnya. Tapi, Negeri Ginseng masih menghadapi tantangan melambatnya ekonomi China dan pendapatan pajak domestik yang rendah.
Estimasi resmi Bank of Korea yang dirilis, kemarin, menunjukkan, produk domestik bruto (PDB) Korea Selatan tumbuh 0,8% dibandingkan kuartal terakhir 2014. "Outlook ekonomi Korea masih sulit karena pertumbuhan konsumsi rumah tangga belum pulih di tengah melemahnya permintaan global. Ini akan menekan perdagangan," kata Ronald Man, ekonom HSBC di Hong Kong.
Rendahnya harga minyak, pemulihan pasar perumahan dan pasar saham seharusnya bisa mendorong belanja rumah tangga di Korea Selatan. Tapi, tingkat konsumsi masih tertekan oleh keyakinan publik yang rendah akan pemulihan ekonomi. Ekspor Korea Selatan pun terus menurun dalam tiga bulan berturut-turut tahun ini akibat permintaan global yang melambat.
PDB ini melonjak jika dibandingkan kuartal terakhir 2014 yang hanya 0,3%. Pertumbuhan ekonomi kuartal pertama ini mencapai 2,4% ketimbang tahun lalu. Angka ini turun dari 2,7% pada kuartal keempat lalu dan di bawah rata-rata lima tahun yang mencapai 3,8%.
Pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tersebut didorong belanja konstruksi yang naik 7,5%. Ini merupakan pertumbuhan tertinggi dalam 14 tahun terakhir.
Pangkas bunga
Man memprediksi, Bank of Korea akan kembali memangkas suku bunga acuan ke rekor terendah 1,5% sebelum akhir September. Bank sentral memangkas suku bunga acuan tiga kali dalam kurang dari setahun menjadi 1,75% hingga bulan lalu.
Prediksi penurunan suku bunga ini juga diramal oleh pasar obligasi. Imbal hasil obligasi negara Korea Selatan bertenor satu tahun sudah di bawah suku bunga acuan saat ini, menjadi 1,7%.
Bank sentral menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 3,1%. Gubernur Bank of Korea, Lee Ju Yeol mengatakan, bank sentral menunggu dampak pemangkasan suku bunga terhadap pertumbuhan.
Sedangkan, Menteri Keuangan Korea Choi Kyung Hwan mengatakan, pemerintah siap beraksi untuk mendorong pertumbuhan pada semester kedua jika diperlukan.
Kang Hyun Gu, ekonom Taurus Investment Securities Co mengatakan, data ekonomi terbaru ini belum menunjukkan pemulihan yang stabil. "Kemungkinan Bank of Korea mempertimbangkan pemangkasan lagi kalau belanja domestik tidak membaik dan pemerintah tidak menopang dengan kebijakan fiskal," kata Kang kepada Bloomberg.
Bank of Korea meramal, pendapatan pajak akan menurun US$ 5,6 miliar tahun ini. Chang Min, Kepala Riset Bank of Korea mengatakan, outlook pertumbuhan ekonomi Negeri K-Pop ini bisa terancam jika penurunan lebih besar daripada angka tersebut.
Tingkat pertumbuhan Korea Selatan
menguat pada kuartal ketiga, ditopang oleh booming pada pasar properti
meski di sisi lain performa ekspor dan konsumsi terlihat mengecewakan. Menurut
laporan Bank of Korea (BoK), seperti dikutip Bloomberg hari ini (Selasa, 25
Oktober 2016), pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) negara tersebut naik
0,7% pada kuartal ketiga dari kuartal sebelumnya. Angka ini sedikit lebih baik
baik dari prediksi pertumbuhan oleh para Analis dalam survey Bloomberg sebesar
0,6%. Dibandingkan setahun sebelumnya, ekonomi Korsel tumbuh 2,7%. Investasi
konstruksi menjadi kontributor terbesar terhadap pertumbuhan pada kuartal
ketiga, dengan kenaikan 3,9% dibandingkan tiga bulan sebelumnya. Penguatan pada
pasar properti telah menopang perekonomian Korea Selatan tahun ini, sementara
performa ekspor dan konsumsi kehilangan tenaganya.
Di sisi lain, terdapat ketidakpastian
atas seberapa lama pertumbuhan yang dipimpin oleh konstruksi dapat berlanjut di
saat pemerintah Korsel berupaya menahan penggelembungan utang rumah tangga
serta dengan berlebihnya suplai pada perumahan. Konsumsi sektor swasta naik
0,5% pada kuartal ketiga dibandingkan dengan kuartal kedua, sementara tingkat
belanja pemerintah naik 1,4%. Sementara itu, tingkat ekspor naik 0,8% dan
investasi infrastruktur turun 0,1%.
Direktur Jenderal BOK, Chung Kyu-il,
menyatakan prediksi pertumbuhan PDB bank sentral tersebut sebesar 2,7% pada
2016 dapat tercapai asalkan ekonomi tidak berkontraksi secara kuartalan pada
tiga bulan terakhir tahun ini.
Korea Selatan PDB
|
Terakhir
|
Sebelum Ini
|
Tertinggi
|
Paling Rendah
|
Satuan
|
|
0.50
|
0.50
|
7.80
|
-7.00
|
Persen
|
||
2.40
|
2.60
|
19.60
|
-7.40
|
Persen
|
||
1377.87
|
1411.33
|
1411.33
|
2.36
|
Usd -
Miliar
|
||
380244.90
|
378323.50
|
380244.90
|
6626.29
|
Krw -
Miliar
|
||
410407.80
|
391749.40
|
410407.80
|
7259.71
|
Krw -
Miliar
|
||
116760.30
|
115559.90
|
116760.30
|
359.12
|
Krw -
Miliar
|
||
25022.80
|
24479.24
|
25022.80
|
1102.53
|
USD
|
||
34386.57
|
33639.61
|
34386.57
|
12086.76
|
USD
|
||
6857.10
|
6981.40
|
7681.00
|
1627.32
|
Krw -
Miliar
|
||
16953.90
|
16734.20
|
16953.90
|
279.27
|
Krw -
Miliar
|
||
108549.80
|
106660.60
|
108549.80
|
297.74
|
Krw -
Miliar
|
||
582.80
|
626.40
|
875.80
|
178.51
|
Krw -
Miliar
|
||
22778.50
|
22695.60
|
22778.50
|
1673.48
|
Krw -
Miliar
|
||
202138.90
|
201659.80
|
202138.90
|
4114.29
|
|||
12775.50
|
12674.30
|
12775.50
|
113.95
|
Krw -
Miliar
|
||
7391.50
|
7621.30
|
7621.30
|
10.30
|
Krw -
Miliar
|
Kelompok 12 :
Fitria Syavira Harani
Mega Mayasari
Komentar
Posting Komentar