PEMBANGUNAN EKONOMI JAWA TENGAH
Tugas 2
SEMARANG, TRIBUNJATENG.COM - Ekonomi Jateng sepanjang 2015 lalu tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 5,4 persen. Angka itu lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang mencatat pertumbuhan sebesar 5,3 persen
Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Syarifuddin Nawie mengatakan, produk domestik regional bruto (PDRB) Jateng atas dasar harga berlaku sepanjang tahun lalu tercatat mencapai Rp 1.014 triliun.
Menurut dia, struktur perekonomian di provinsi ini menurut lapangan usaha didominasi tiga sektor, yaitu industri pengolahan sebesar 35,3 persen; pertanian kehutanan dan perikanan sebesar 15,5 persen; serta perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor sebesar 13,3 persen.
Dari sisi produksi, pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha kecuali pengadaan listrik dan gas yang mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif sebesar 3,3 persen.
"Jasa perusahaan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 9,7 persen, diikuti informasi dan komunikasi sebesar 9,5 persen, serta jasa keuangan dan asuransi sebesar 8,1 persen," katanya, kemarin.
Adapun, Syarifuddin menuturkan, ekonomi Jateng kuartal IV/2015 tumbuh sebesar 6,1 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan kuartal III/2015, ekonomi Jateng justru tercatat mengalami kontraksi sebesar 2,6 persen.
Kontraksi itu disebabkan efek musiman beberapa komoditas pertanian kehutanan dan perikanan seperti padi yang memasuki musim tanam dan beberapa komoditas perkebunan lain yang telah melewati musim panen. Hal itu menjadikan sektor itu mencatat penurunan 29,7 persen.
"Selain itu, lapangan usaha lain yang mengalami kontraksi adalah pertambangan dan penggalian sebesar 0,3 persen, serta jasa perusahaan sebesar 1,5 persen," paparnya.
Ekonom Unika Soegijapranata Semarang, Andreas Lako menilai, pertumbuhan ekonomiJateng 2015 yang mencapai 5,4 persen merupakan kondisi yang baik, meski tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya.
Dia melihat sepanjang tahun lalu merupakan kondisi yang sangat sulit bagi perekonomian. “Banyak kalangan memprediksi perekonomian Jateng akan melambat dari tahun lalu, tapi buktinya ekonomi Jateng masih mampu tumbuh meski tidak banyak. Saya yakin pertumbuhan ekonomi Jateng lebih tinggi dari Nasional,” katanya.
SEMARANG, TRIBUNJATENG.COM - Ekonomi Jateng sepanjang 2015 lalu tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 5,4 persen. Angka itu lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang mencatat pertumbuhan sebesar 5,3 persen
Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Syarifuddin Nawie mengatakan, produk domestik regional bruto (PDRB) Jateng atas dasar harga berlaku sepanjang tahun lalu tercatat mencapai Rp 1.014 triliun.
Menurut dia, struktur perekonomian di provinsi ini menurut lapangan usaha didominasi tiga sektor, yaitu industri pengolahan sebesar 35,3 persen; pertanian kehutanan dan perikanan sebesar 15,5 persen; serta perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor sebesar 13,3 persen.
Dari sisi produksi, pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha kecuali pengadaan listrik dan gas yang mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif sebesar 3,3 persen.
"Jasa perusahaan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 9,7 persen, diikuti informasi dan komunikasi sebesar 9,5 persen, serta jasa keuangan dan asuransi sebesar 8,1 persen," katanya, kemarin.
Adapun, Syarifuddin menuturkan, ekonomi Jateng kuartal IV/2015 tumbuh sebesar 6,1 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan kuartal III/2015, ekonomi Jateng justru tercatat mengalami kontraksi sebesar 2,6 persen.
Kontraksi itu disebabkan efek musiman beberapa komoditas pertanian kehutanan dan perikanan seperti padi yang memasuki musim tanam dan beberapa komoditas perkebunan lain yang telah melewati musim panen. Hal itu menjadikan sektor itu mencatat penurunan 29,7 persen.
"Selain itu, lapangan usaha lain yang mengalami kontraksi adalah pertambangan dan penggalian sebesar 0,3 persen, serta jasa perusahaan sebesar 1,5 persen," paparnya.
Ekonom Unika Soegijapranata Semarang, Andreas Lako menilai, pertumbuhan ekonomiJateng 2015 yang mencapai 5,4 persen merupakan kondisi yang baik, meski tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya.
Dia melihat sepanjang tahun lalu merupakan kondisi yang sangat sulit bagi perekonomian. “Banyak kalangan memprediksi perekonomian Jateng akan melambat dari tahun lalu, tapi buktinya ekonomi Jateng masih mampu tumbuh meski tidak banyak. Saya yakin pertumbuhan ekonomi Jateng lebih tinggi dari Nasional,” katanya.
Faktor infrastruktur
Andreas menuturkan, cenderung stabilnya kondisi ekonomi Jateng tidak terlepas dari terus membaiknya infrastruktur, khususnya jalan. Saat ini, jalan-jalan di Jateng sudah mulai membaik mulai dari desa-desa sampai jalan penghubung antar-kabupaten/kota.
Dia menambahkan, hal itu membuat pergerakan ekonomi menjadi lebih baik. Kesenjangan antar-daerah yang sebelumnya disebabkan masalah infrastruktur kini sudah dapat diatasi, sehingga proses pertukaran antar-daerah bisa berjalan dengan baik.
"Dengan begitu, pada 2016 ini perekonomian Jateng akan semakin baik, selama tidak ada faktor eksternal yang sangat berat menggoncang," tandasnya.
SUMBER:
http://jateng.tribunnews.com/2016/02/06/pertumbuhan-ekonomi-jawa-tengah-tumbuh-54-persenAnggota Kelompok 12:
· Fitria Syavira Harani
· Mega Mayasari
Komentar
Posting Komentar